fiqih

Bagaimana Hukum Merayakan Valentine's Day Menurut Islam?

Juni 04, 2022
Beranda
fiqih
Bagaimana Hukum Merayakan Valentine's Day Menurut Islam?
Bagaimana Hukum Merayakan Valentine's Day Menurut Islam?

Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Valentine's Day pada 14 Februari 2021 juga akan kembali banyak dirayakan oleh banyak remaja. Mall-mall dan pusat perbelanjaan tidak mau kalah start, turut bersolek menampilkan atribut dan dekorasi yang menandai datangnya “hari cinta” dengan menghadirkan aksesoris seperti bunga mawar merah, lambang love, bahkan memberikan potongan harga besar-besaran demi menyambutnya.


Sejarah Singkat Valentine's Day

Dalam banyak catatan sejarah, Valentine's Day merupakan warisan paganisme (Dewa-Dewi) zaman Romawi kuno. Mereka meyakini pertengahan bulan Februari merupakan bulan cinta dan kesuburan. Kepercayaan ini kemudian diwarnai oleh kaum Kristen Katolik Roma dengan nuansa Kristiani. Salah satu bentuk ‘akuisisi’ atas mitos paganisme ini adalah dengan mengganti nama anak-anak gadis mereka dengan nama Paus atau Pastor dan mendapat dukungan Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I.

Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan (Valentine's Day) cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal ketika kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi tersebut juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine's Day sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine's Day sering kali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine's Day itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine's Day merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain Valentine's Day tidak merasakan cinta. [wiki]

Seiring berjalannya waktu, ketika Kaum Barat berhasil melakukan simbolisasi terhadap tokoh Valentino, ditunjang pula dengan penguasaan media dan informasi, sejak saat itu Valentine's Day menyebar ke seluruh penjuru dunia. Ia menjadi ajang menyatakan “cinta dan kasih sayang” kepada pasangan. Kekuatan media dimanfaatkan betul untuk memborbardir massa tentang personalisasi Valentino sebagai tokoh yang layak dikenang sepanjang masa oleh siapa saja yang berjuang demi “cinta.”


Lalu Bagaimana hukum merayakan Valentine's Day menurut Islam, boleh atau tidak? MUI, NU, dan Muhammadiyah memiliki pandangannya sendiri, simak penjelasannya berikut!



1. Menurut Majelis Ulama Indonesia

Menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 Tahun 2017 diperingatkan bagi umat muslim bahwa haram hukumnya merayakan Hari Valentine's Day setiap tanggal 14 Februari. Hal tersebut menganut pada tiga hal yakni: Karena Hari Valentine's Day bukan termasuk dalam tradisi Islam Hari Valentine's Day dinilai menjerumuskan pemuda muslim pada pergaulan bebas seperti seks sebelum menikah Hari Valentine's Day berpotensi membawa keburukan Fatwa haramnya Hari Valentine's Day ini dibuat berdasarkan tuntutan Alquran, Hadis, dan pendapat Ulama, salah satunya Hadis Riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa: “Dari Abdullah bin Umar berkata, bersabda Rasulullah Saw: Barang siapa yang menyerupakan diri pada suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”. (H.R. AbuDawud, no. 4031) Sementara itu, dalam Alquran Surar Ali Imrat (3): 64, Allah berfirman bahwa penting bagi umat muslim untuk mempertegas jati diri sebagai seorang Isam dengan berperilaku sesuai tuntuntan serta menolak menyerupai identitas agama lainnya. “Katakanlah (Muhammad), "Wahai ahli Kitab! marilah(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka) "Saksikanlah,bahwa kami adalah orang-orang muslim"(Q.S. Ali Imran : 64)

2. Menurut  Nahdlatul Ulama 

Mengutip dari situs resmi, Nahdlatul Ulama menyatakan perayaan Valentine's Day haruslah berfokus pada inti atau isi dari perayaan itu sendiri yakni untuk menolong dan mengasihi sesama umat muslim. Selain itu, perayaan tersebut harus difilter sehingga substansinya tidak melenceng dari agama Islam. 

3. Menurut Muhammadiyah 

Sependapat dengan MUI Jawa Timur, Muhammadiyah menganggap bahwa Valentine's Day adalah kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan oleh umat muslim. Selain itu, Muhammadiyah juga menyarankan agar organisasi remaja harus kreatif dan inovatif agar bisa melakukan kegiatan positif ketimbang merayakan Hari Valentine's Day. Itulah penjelasan tentang merayakan Hari Valentine's Day menurut Islam.


Berikut penjelasan KH. Muhammad Arifin Ilham  yang dikutip dari fanpage Facebook Resminya, menyatakan bahwa Valentine's Day berasal bukan dari ajaran agama Islam. Valentine's Day yang biasanya jatuh pada tanggal 14 setiap bulan Februari ini adalah ajaran yang datang dari bangsa Romawi.

“Valintine Day yg berasal dari kisah romans Romawi bukanlah ajaran Islam. Sungguh hanya kecintaan karena Allah yg bernilai mulia, dan itu tidak mengenal hari, bulan dan tahun. Dan cinta karena Allah itulah yang membawanya dalam keridhoan Allah, ‘Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya’ (QS Al-Mujadilah: 22),” tulisnya pada akun fanpage Facebook miliknya.

Juga menghimbau agar umat tidak melakukan sifat meniru atau ikut-ikutan terhadap hal-hal yang datangnya bukan dari ajaran agama Islam. Sebab Islam diturunkan dan merupakan agama satu-satunya yang diterima oleh Allah telah jelas serta mutlak kesempurnaannya untuk kehidupan.

Umat Islam menurutnya harus bangga dengan identitasnya. Selain itu, umat Islam juga harus ingat bahwa nabi Muhammad tidak akan mengenal dan menganggap seorang muslim bila ia mengikuti ajaran yang bukan dari Allah dan rasul-Nya.

"Isyhaduu bianna muslimuun (QS Ali Imron 64). Tampilkanlah bahwa kami muslim. Banggalah dengan Ajaran Allah dan Rasul-Nya. Simaklah sabda Rasulullah, Siapa yg mengikuti suatu kaum (bukan sunnah Nabi) maka mereka masuk golongan kaum itu.’ Sebarkan ini sahabatku, selamatkan diri, keluarga dan semua sahabat yg kita cintai krn ALLAH.


Padahal dalam Islam, makna kasih sayang tidak hanya sebatas atau sesempit hubungan fisik. Misalnya, orang tua yang menunjukkan kasih sayangnya dengan cara membesarkan dan mendidik anaknya, orang berpunya membantu orang yang miskin, atau menunjukkan kasih sayang dengan cara bersilaturahmi.

Karena itu, untuk para anak-anak muda Muslim agar tidak turut serta dan larut dalam perayaan Valentine's Day. Sebab, istilah Valentine's Day atau perayaan hari kasih sayang memang tidak ada dalam ajaran Islam.