aqidah

Syaithan Tidak Bisa Mengendalikan Tubuh Manusia, Benarkah?

Januari 30, 2021
Beranda
aqidah
Syaithan Tidak Bisa Mengendalikan Tubuh Manusia, Benarkah?
Syaithan Tidak Bisa Mengendalikan Tubuh Manusia, Benarkah?

hijaz.id
- Sebagai manusia biasa, terutama sebagai seorang muslim, kita harus berupaya untuk menjauhkan diri dari godaan syaithan serta tipu dayanya. Pun, kita harus pandai-pandai dalam membangun pertahanan diri, tentunya dengan melibatkan Allah Ta’alaa dalam setiap prosesnya.Karena, tanpa-Nya, mustahil kita bisa menghadapi godaan syaithan.
Tapi, seringkali banyak diantara kita yang kemudian terjebak dalam kubangan maksiat. Kemudian, ketika ditegur, mereka berdalih, terjerumus dalam kendali syaithan. Lalu, hal yang menjadi pertanyaa, benarkah syaithan bisa mengendalikan tubuh manusia? Mengingat kedudukan dan kekuatan syaithan itu sendiri adalah lemah. Berikut ini penjelasan dari Ustadz Ammi Nur Baits.

Pertama, perlu kita tanamkan dalam diri kita bahwa tipu daya setan itu lemah. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفاً

“Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. an-Nisa: 76)

Sekuat apapun upaya setan untuk mengajak manusia berbuat maksiat, tidak mampu mengalahkan semangat dan tekad kaum muslimin untuk menjalankan perintah Allah. Terlebih lagi ketika mereka bertawakkal, yakin bahwa Allah yang menanggung semua kebutuhannya. Sehingga tidak ada yang dia khawatirkan ketika menjalankan hukum Allah.

Allah berfirman,

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ . إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. an-Nahl: 98 – 99)

Lalu mengapa di sana ada maksiat?

Setan sama sekali tidak mampu mengendalikan tubuh manusia. Setan tidak bisa memaksa orang untuk berbuat maksiat, atau mengganggu orang lain. Yang dilakukan setan hanyalah mengajak manusia untuk maksiat, dan mereka mengikutinya. Tidak lebih dari sebatas mengajak.

Baca Juga : Membunuh Semut dengan Air Panas, Bagaimana Hukumnya?
Sehingga yang terjadi, bukan setan memaksa mereka, tapi mereka tunduk kepada ajakan setan. Sebagaimana yang Allah firmankan,

إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS. an-Nahl: 100)

Karena itulah, ketika Iblis berada di neraka bersama para pengikutnya, dia sama sekali tidak mau disalahkan. Karena dia hanya mengajak, dan kalian – wahai penduduk neraka – mau mengikutinya. Maka salahkan diri kalian sendiri.

Dalam al-Quran Allah menceritakan pidato Iblis ketika di neraka,

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ

Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diputuskan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sama sekali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku mengajak kamu lalu kamu mematuhi ajakankku, oleh sebab itu janganlah kamu mencela aku akan tetapi salahkan dirimu sendiri.” (QS. Ibrahim: 22).

Semoga Allah membimbing kita ke jalan yang benar, bisa menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangannya dan melindungi kita dari tipu daya setan.

Wallahu a’lam bish shawab.